Nama : Yulianawati
NPM : 17211646
Kelas : 3ea21
BAB 7
KEPRIBADIAN, NILAI DAN GAYA
HIDUP
1 Kepribadian
Kepribadian merupakan
ciri watak seorang individu yang konsisten yang mendasari perilaku individu.
Kepribadian sendiri meliputi kebiasaan, sikap, dan sifat lain yang kas dimiliki
seseorang. Tapi kepribadian berkembang jika adanya hubungan dengan orang lain.
Dasar pokok dari perilaku seseorang adalah faktor biologis dan psikologisnya.
Kepribadian sendiri memiliki banyak segi dan salah satunya adalah self atau
diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep diri aktual individu
tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan konsep diri idealnya
(bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri orang lain (bagaimana
dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan membeli dipengaruhi
oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur hidup, pekerjaan,
situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri pembeli.
Nilai Kepribadian
Kepribadian itu memiliki banyak arti, bahkan
saking banyaknya boleh dikatakan jumlah definisi dan arti dari kepribadian
adalah sejumlah orang yang menafsirkannya. Hal ini terjadi karena adanya
perbedaan dalam penyusunan teori, penelitian dan pengukurannya.
MAY mengartikan keperibadian sebagai
“Personalitiy is a social stimus value”. Artinya personality itu merupakan
perangsang bagi orang lain. Jadi bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita,
itulah kepribadian kita.
Perkembangan Kepribadian
Meskipun kepribadian seseorang itu relatif
konstan, namun dalam kenyataannya sering ditemukan bahwa perubahan kepribadian
dapat dan mungkin terjadi, terutama dipengaruhi oleh faktor lingkungan dari
pada faktor fisik. Erikson mengemukakan tahapan perkembangan kepribadian dengan
kecenderungan yang bipolar:
1. Masa bayi (infancy)
Ditandai adanya
kecenderungan Trust – mistrust. Perilaku bayi didasari oleh dorongan
mempercayai atau tidak mempercayai orang-orang di sekitarnya. Dia sepenuhnya
mempercayai orang tuanya, tetapi orang yang dianggap asing dia tidak akan
mempercayainya. Oleh karena itu kadang-kadang bayi menangis bila di pangku oleh
orang yang tidak dikenalnya. Ia bukan saja tidak percaya kepada orang-orang
yang asing tetapi juga kepada benda asing, tempat asing, suara asing, perlakuan
asing dan sebagainya. Kalau menghadapi situasi-situasi tersebut seringkali bayi
menangis.
2. Masa kanak-kanak awal (early childhood)
Ditandai adanya
kecenderungan autonomy – shame, doubt. Pada masa ini sampai batas-batas tertentu
anak sudah bisa berdiri sendiri, dalam arti duduk, berdiri, berjalan, bermain,
minum dari botol sendiri tanpa ditolong oleh orang tuanya, tetapi di pihak lain
dia telah mulai memiliki rasa malu dan keraguan dalam berbuat, sehingga
seringkali minta pertolongan atau persetujuan dari orang tuanya.
3. Masa pra sekolah (Preschool Age)
Ditandai adanya
kecenderungan initiative – guilty. Pada masa ini anak telah memiliki beberapa
kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia terdorong melakukan beberapa
kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih terbatas adakalanya dia
mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan dia memiliki
perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau
berbuat.
4. Masa Sekolah (School Age)
Ditandai adanya
kecenderungan industry–inferiority. Sebagai kelanjutan dari perkembangan tahap
sebelumnya, pada masa ini anak sangat aktif mempelajari apa saja yang ada di
lingkungannya. Dorongan untuk mengatahui dan berbuat terhadap lingkungannya
sangat besar, tetapi di pihak lain karena keterbatasan-keterbatasan kemampuan
dan pengetahuannya kadang-kadang dia menghadapi kesukaran, hambatan bahkan
kegagalan. Hambatan dan kegagalan ini dapat menyebabkan anak merasa rendah
diri.
5. Masa Remaja (adolescence)
Ditandai adanya
kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah
kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,
ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitasdiri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan
berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai
penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di
satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar
terhadap kelompok sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan
pembagian peran, dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang
diberikan kepada masing-masing anggota.
6. Masa Dewasa Awal (Young adulthood)
Ditandai adanya
kecenderungan intimacy – isolation. Kalau pada masa sebelumnya, individu
memiliki ikatan yang kuat dengan kelompok sebaya, namun pada masa ini ikatan
kelompok sudah mulai longgar. Mereka sudah mulai selektif, dia membina hubungan
yang intim hanya dengan orang-orang tertentu yang sepaham. Jadi pada tahap ini
timbul dorongan untuk membentuk hubungan yang intim dengan orang-orang
tertentu, dan kurang akrab atau renggang dengan yang lainnya.
7. Masa Dewasa (Adulthood)
Ditandai adanya
kecenderungan generativity-stagnation. Sesuai dengan namanya masa dewasa, pada
tahap ini individu telah mencapai puncak dari perkembangan segala kemampuannya.
Pengetahuannya cukup luas, kecakapannya cukup banyak, sehingga perkembangan
individu sangat pesat. Meskipun pengetahuan dan kecakapan individu sangat luas,
tetapi dia tidak mungkin dapat menguasai segala macam ilmu dan kecakapan,
sehingga tetap pengetahuan dan kecakapannya terbatas. Untuk mengerjakan atau
mencapai hal– hal tertentu ia mengalami hambatan.
8. Masa hari tua (Senescence)
Ditandai adanya
kecenderungan ego integrity – despair. Pada masa ini individu telah memiliki
kesatuan atau intregitas pribadi, semua yang telah dikaji dan didalaminya telah
menjadi milik pribadinya. Pribadi yang telah mapan di satu pihak digoyahkan
oleh usianya yang mendekati akhir. Mungkin ia masih memiliki beberapa keinginan
atau tujuan yang akan dicapainya tetapi karena faktor usia, hal itu sedikit
sekali kemungkinan untuk dapat dicapai. Dalam situasi ini individu merasa putus
asa. Dorongan untuk terus berprestasi masih ada, tetapi pengikisan kemampuan
karena usia seringkali mematahkan dorongan tersebut, sehingga keputusasaan
acapkali menghantuinya.
Dari difinisi tersebut ada beberapa unsur yang
perlu dijelaskan, yaitu sebagai berikut:
Organisasi dinamis, maksudnya adalah bahwa
kepribadian itu selalu berkembang dan berubah walaupun ada organisasi sistem
yang mengikat dan menghubungkan sebagai komponen kepribadian.
Psikofisis, ini menunjukan bahwa kepribadian
bukanlah semata-mata material fisik), tetapi merupakan perpaduan kerja antara
Aspek psikis dan fisik dalam kesatuan kepribadian.
Istilah menetukan, berarti bahwa kepribadian
mengandung kecenderungan-kecenderungan menentukan (determinasi) yang memainkan
peran aktif dalam tingkah laku individu. Kepribadian adalah sesuatu dalam
melakukan sesuatu. Kepribadian terletak dibelakang perbuatan-perbuatan khusus
dan di dalam individu. Dalam arti kepribadian itu bukan hanya ada selama ada
orang lain bereaksi terhadapnya, tetapi lebih jauh dari itu mempunyai eksetensi
real (keadan nayata), yang termasuk di dalamnya segi-segi neural dan
fisiologis.
Unique (khas), ini menunjukan bahwa tidak ada
dua orang yang mempunyai kepribadian yang sama.
Menyesuaikan diri terhadap lingkungan, ini
menunjukkan bahwa kepribadian mengantari individu dengan lingkungan fisik dan
lingkungan psikologisnya, kadang-ladang menguasainya. Jadi kepribadian adalah
suatu yang mempunyai fingsi atau arti Adaptasi dan menentukan.
Berdasarkan penjelasan Allport tersebut kita
dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis
dan fisik) merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian
merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan,
kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan.
Dari beberpa difinisi yang telah dibuat oleh
mereka, maka dapat disimpulkan bahwa:
Kepribadian itu merupakan suatu kebulatan, dan
kebulatan itu bersifat kompleks, sedang kekomplekskannya itu disebabkan oleh
karena banyaknya faktor-faktor dalam dan faktor-faktor lauar yang ikut
menentukan kepribadian itu. Paduan antara faktor-faktor dalam dan faktor-faktor
luar itu menimbulkan gambaran yang unik. Artinya tidak ada dua orang yang
memiliki kepribadian yang benar-benar sama persis.
Kepribadian adalah karakteristik psikologis
seseorang yang menentukan dan merefleksikan bagaimana seseorang merespon
lingkungannya (Schiffman & Kanuk , 2000). Berdasarkan definisi ini maka
bisa disimpulkan bahwa yang ditekankan adalah karakter-karakter internal
termasuk didalamnya berbagai atribut, sifat, tindakan yang membedakannya dengan
orang lain..Kepribadian bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti
kepercayaan diri, dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya
tahan dan kemampuan beradaptasi. Dalam kepribadian orang tersebut terdapat
nilai-nilai positif yang selalu memberikan energi positif terhadap paradigma
dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan
kepribadian yang rendah adalah seseorang yang selalu dilingkupi dengan
kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energi-energi negatif
yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.
Secara praktis konsep kepribadian dapat
didifinisikan sebagai seperangkat pola perasaan, pemikiran dan perilaku yang
unik yang menjadi standar respon konsumen untuk berbagai situasi.
Pola ini memiliki beberapa ciri khas yaitu :
-Mencerminkan perbedaan individu
kepribadian merupakan kombinasi
pemikiran, perasaan dan perilaku, maka kepribadian seseorang tidak akan pernah
sama dengan yang lain sekalipun anak kembar. Sehingga setiap konsumen tidak
akam memberikan respon yang sama untuk setiap stimuli pemasaran yang di
sediakan konsumen. Bagi manajer pemasaran, kepribadian dapat digunakan sebagai
acuan untuk membagi pasar dalam beberapa kelompok.
-Konsisten
kepribadian memiliki keteraturan dan
keseragaman perilaku. Intinya seseorang bertindak dengan cara yang sama untuk
berbagai situasi yang berbeda. Meskipun kepribadian bersifat jangka panjang,
namun perilaku yang Nampak dapat bervariasi karena adanya pengaruh lingkungan,
social budaya, psokologis dan situasional. Hal ini wajar karena kepribadian
hanyalah satu dari sekian banyak factor yang mempengaruhi keputusan pembelian
konsumen.
-Psikologis dan Fisiologis
Kepribadian adalah konsep psikologis, namun
para peneliti berpendapat bahwa kepribadian juga dipengaruhi oleh proses
biologis dan kebutuhan manusia.
-Akibat dari perilaku
Kepribadian tidak saja mempengaruhi bagaimana
cara konsumen bertindak dan merespon lingkungan tetapi juga cara mana yang
digunakan.
-Kepribadian dapat berubah
Dalam beberapa situasi yang signifikan
kepribadian dapat berubah. Seorang perempuan yang baru melahirkan anaknya akan
mengalami perubahan kepribadian dari seorang gadis menjadi seorang ibu. Namun
demikian perubahan kepribadian ini akan berjalan bertahap.
-Kepribadian berinteraksi dengan situasi
Misalnya dalam situasi pembelian (pemenuhan
kebutuhan), orang yang dogmatic tidak akan seberani orang yang inovatif dalam
membeli produk baru. Sampai sekarang masih ada juga orang yang fanatic pada
produk dari Negara tertentu yang dipandang sebagai Negara berteknologi tinggi
dan memproduksi produk-produk yang berkualitas.
Personality seseorang, ditentukan oleh tiga
hal yang saling mendukung satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan,yakni,
· Genetik.Keturunan
· Lingkungan, mulai dari budaya, lingkungan keluarga, sekolah,
pergaulan.
· Situasi, kepribadian seseorang bisa berubah pada situasi-situasi
tertentu.
Idealnya seseorang akan memiliki kepribadian
yang tidak jauh beda dengan leluhurnya/orang tuanya. Tetapi karena adanya
pengaruh lingkungan atau situasi tertentu, bukan tidak mungkin kepribadiannya
berbeda dengan ciri keperibadian keluarganya.
Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele,
kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu
1. Perfeksionis
Orang dengan tipe ini termotivasi oleh
kebutuhan untuk hidup dengan benar, memperbaiki diri sendiri dan orang
lain dan menghindari marah.
2. Penolong
Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk
dicintai dan dihargai, mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan
menghindari kesan membutuhkan.
3. Pengejar Prestasi
Para pengejar prestasi termotivasi oleh
kebutuhan untuk menjadi orang yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar
dari kegagalan.
4. Romantis
Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan
untuk memahami perasaan diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna
hidup, dan menghindari citra
5. Pengamat
Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan
untuk mengetahui segala sesuatu dan alam semesta, merasa cukup dengan diri
sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari kesan bodoh atau tidak memiliki
jawaban.
6. Pencemas
Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk
mendapatkan persetujuan, merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan
pemberontak.
7. Petualang
Tipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa
bahagia serta merencanakan hal-hal menyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia,
dan terhindar dari derita dan
8. Pejuang
Tipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk
dapat mengandalkan diri sendiri, kuat, memberi pengaruh pada dunia, dan
terhindar dari kesan lemah.
9. Pendamai
Para pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk
menjaga kedamaian, menyatu dengan orang lain dan menghindari
konflik.Kepribadian adalah organisasi yang dinamis dari sistem psikofisis
individu yang menentukan penyesuaian dirinya terhadap lingkungannya secara unik.Kepribadian
bisa dijelaskan dengan menggunakan ciri-ciri seperti kepercayaan diri,
dominasi, otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan kemampuan
beradaptasi Dalam batasan kepribadian yang dikemukakan di atas ada 4 hal yang
perlu diuraikan yakni :
1. dinamis, berarti kepribadian selalu
berubah. Perubahan ini digerakkan oleh tenaga-tenaga dari dalam diri individu
yang ebrsangkutan, akan tetapi perubahan tersebut tetap berada dalam
batas-batas bentuk polanya.
2. organisasi system, ini mengandung
pengertian bahwa kepribadian itu merupakan suatu keseluruhan yang bulat.
3. psikofisis, ini berarti tidak hanya
bersifat fisik dan juga tidak hanya bersifat psikis tetapi merupakan gabungan
dari kedua sifat tersebut.
4. unik, berarti kepribadian antara individu
yang satu dengan yang lain tidak ada yang sama.
Kepribadian memiliki banyak segi dan salah
satunya adalah self atau diri pribadi atau citra pribadi. Mungkin saja konsep
diri actual individu tersebut (bagaimana dia memandang dirinya) berbeda dengan
konsep diri idealnya (bagaimana ia ingin memandang dirinya) dan konsep diri
orang lain (bagaimana dia mengganggap orang lain memandang dirinya). Keputusan
membeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti umur dan tahap daur
hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup serta kepribadian dan konsep diri
pembeli.
Dimensi kepribadian :
1. ekstraversi
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan
seseorang yang senang bergaul dan banyak bicara dan tegas.
2. sifat menyenangkan
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan
seseorang yang baik hati, kooperatif dan mempercayai.
3. sifat mendengarkan kata hati
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan
seseorang yang bertanggung jawab, dapat diandalkan, tekun dan berorientasi
prestasi
4. kemantapan emosional
suatu dimensi kepribadian yang mencirikan
seseorang yang tenang, bergairah,terjamin (positif), lawan tegang,
gelisah,murung dan tak kokoh (negative).
5. keterbukaan terhadap pengalaman
suatu dimensi kepribadian yang emncirikan
seseorang yang imajinatif, secara artistic peka dan intelektual.
2 Nilai
Nilai memainkan peranan
yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat karena nilai sendiri
merupakan ukuran mengenai baik dan buruk, benar dan salah, pantas dan tak
pantas. Nilai sangat mencerminkan suatu kualitas pilihan dalam tindakan dalam
hal apapun termasuk melakukan pembelian.
Nilai-Nilai Individu
Nilai (value) merupakan
kata sifat yang selalu terkait dengan benda, barang, orang atau hal-hal
tertentu yang menyertai kata tersebut. Nilai adalah sebuah konsep yang abstrak
yang hanya bisa dipahami jika dikaitkan dengan benda, barang, orang atau
hal-hal tertentu. Pengkaitan nilai dengan hal-hal tertentu itulah yang
menjadikan benda, barang atau hal-hal tertentu dianggap memiliki makna atau
manfaat. Benda purbakala dianggap bernilai karena berguna bagi generasi penerus
untuk mengetahui sejarah masa lampau kita. Video tape recorder, meski secara
teknis kondisinya masih baik, dianggap manfaatnya sudah hilang karena sudah
susah mengoperasikannya mengingat kaset yang seharusnya menjadi komplemen video
tape tersebut tetidak bisa lagi diperoleh di pasaran, semuanya tergantikan oleh
VCD. Dengan demikian yang dimaksudkan dengan nilai adalah prinsip, tujuan, atau
standar sosial yang dipertahankan oleh seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat) karena secara intrinsik mengandung makna.
3 dan 4 Gaya Hidup & Pengukurannya
Gaya hidup menurut Kotler
(2002, p. 192) adalah pola hidup seseorang di dunia yang iekspresikan dalam
aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya.Gaya hidup menggambarkan seluruh
pola seseorang dalam beraksi dan berinteraksi di dunia. Secara umum dapat
diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenali dengan bagaimana orang
menghabiskan waktunya (aktivitas), apa yang penting orang pertimbangkan pada
lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia
di sekitar (opini). Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam
aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk
merefleksikan status sosialnya.
Plummer (1983) gaya hidup
adalah cara hidup individu yang di identifikasikan oleh bagaimana orang
menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam
hidupnya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang dunia sekitarnya.
Adler (dalam Hall & Lindzey, 1985) menyatakan bahwa gaya hidup adalah hal
yang paling berpengaruh pada sikap dan perilaku seseorang dalam hubungannya
dengan 3 hal utama dalam kehidupan yaitu pekerjaan, persahabatan, dan cinta
sedangkan Sarwono (1989) menyatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
gaya hidup adalah konsep diri. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri
seseorang” yang berinteraksi dengan lingkungannya (Kottler dalam Sakinah,2002).
Menurut Susanto (dalam Nugrahani,2003) gaya hidup adalah perpaduan antara kebutuhan
ekspresi diri dan harapan kelompok terhadap seseorang dalam bertindak
berdasarkan pada norma yang berlaku. Oleh karena itu banyak diketahui macam
gaya hidup yang berkembang di masyarakat sekarang misalnya gaya hidup hedonis,
gaya hidup metropolis, gaya hidup global dan lain sebagainya.
Menurut Lisnawati (2001)
gaya hidup sehat menggambarkan pola perilaku sehari-hari yang mengarah pada
upaya memelihara kondisi fisikfisik, mental dan social berada dalam keadaan
positif. Gaya hidup sehat meliputi kebiasaan tidur, makan, pengendalian berat
badan, tidak merokok atau minum-minuman beralkohol, berolahraga secara teratur
dan terampil dalam mengelola stres yang dialami. Sejalan dengan pendapat
Lisnawati, Notoatmojo (2005) menyebutkan bahwa perilaku sehat (healthy
behavior) adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan
upaya mempertahankan dan meningkatkan kesehatan. Untuk mencapai gaya hidup yang
sehat diperlukan pertahanan yang baik dengan menghindari kelebihan dan
kekurangan yang menyebabkan ketidakseimbangan yang menurunkan kekebalan dan
semua yang mendatangkan penyakit (Hardinger dan Shryock, 2001).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Hidup
Menurut pendapat Amstrong
(dalam Nugraheni, 2003) gaya hidup seseorang dapat dilihat dari perilaku yang
dilakukan oleh individu seperti kegiatan-kegiatan untuk mendapatkan atau
mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan
keputusan pada penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.Lebih lanjut Amstrong
(dalam Nugraheni, 2003) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya
hidup seseorang ada 2 faktor yaitu faktor yang berasal dari dalam diri individu
(internal) dan faktor yang berasal dari luar (eksternal).
Faktor internal yaitu
sikap, pengalaman, dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif, dan
persepsi (Nugraheni, 2003) dengan penjelasannya sebagai berikut :
a.Sikap. Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan
keadaan pikir yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap suatu objek
yang diorganisasi melalui pengalaman dan mempengaruhi secara langsung pada
perilaku. Keadaan jiwa tersebut sangat dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan,
kebudayaan dan lingkungan sosialnya.
b.Pengalaman dan pengamatan. Pengalaman dapat
mempengaruhi pengamatan sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh
dari semua tindakannya dimasa lalu dan dapat dipelajari, melalui belajar orang
akan dapat memperoleh pengalaman. Hasil dari pengalaman sosial akan dapat
membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c.Kepribadian. Kepribadian adalah konfigurasi
karakteristik individu dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
d.Konsep diri. Faktor lain yang menentukan
kepribadian individu adalah konsep diri. Konsep diri sudah menjadi pendekatan
yang dikenal amat luas untuk menggambarkan hubungan antara konsep diri konsumen
dengan image merek. Bagaimana individu memandang dirinya akan mempengaruhi
minat terhadap suatu objek. Konsep diri sebagai inti dari pola kepribadian akan
menentukan perilaku individu dalam menghadapi permasalahan hidupnya, karena
konsep diri merupakan frame of reference yang menjadi awal perilaku.
e. Motif. Perilaku individu muncul karena
adanya motif kebutuhan untuk merasa aman dan kebutuhan terhadap prestise
merupakan beberapa contoh tentang motif. Jika motif seseorang terhadap
kebutuhan akan prestise itu besar maka akan membentuk gaya hidup yang cenderung
mengarah kepada gaya hidup hedonis.
f. Persepsi. Persepsi adalah proses dimana
seseorang memilih, mengatur, dan menginterpretasikan informasi untuk membentuk
suatu gambar yang berarti mengenai dunia.
Adapun faktor eksternal dijelaskan oleh Nugraheni
(2003) sebagai berikut :
a. Kelompok referensi. Kelompok referensi
adalah kelompok yang memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap
sikap dan perilaku seseorang. Kelompok yang memberikan pengaruh langsung adalah
kelompok dimana individu tersebut menjadi anggotanya dan saling berinteraksi,
sedangkan kelompok yang memberi pengaruh tidak langsung adalah kelompok dimana
individu tidak menjadi anggota didalam kelompok tersebut. Pengaruh-pengaruh
tersebut akan menghadapkan individu pada perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga. Keluarga memegang peranan
terbesar dan terlama dalam pembentukan sikap dan perilaku individu.Hal ini
karena pola asuh orang tua akan membentuk kebiasaan anak yang secara tidak
langsung mempengaruhi pola hidupnya.
c. Kelas sosial. Kelas sosial adalah sebuah
kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang
tersusun dalam sebuah urutan jenjang, dan para anggota dalam setiap jenjang itu
memiliki nilai, minat, dan tingkah laku yang sama. Ada dua unsur pokok dalam
sistem sosial pembagian kelas dalam masyarakat, yaitu kedudukan (status) dan
peranan. Kedudukan sosial artinya tempat seseorang dalam lingkungan pergaulan,
prestise hak-haknya serta kewajibannya. Kedudukan sosial ini dapat dicapai oleh
seseorang dengan usaha yang sengaja maupun diperoleh karena kelahiran. Peranan
merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan. Apabila individu melaksanakan hak
dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya maka ia menjalankan suatu peranan.
d. Kebudayaan. Kebudayaan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kebiasaan-kebiasaan yang diperoleh individu sebagai anggota masyarakat.
Kebudayaan terdiri dari segala sesuatu yang dipelajari dari pola-pola perilaku
yang normatif, meliputi ciri-ciri pola pikir, merasakan dan bertindak.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi gaya hidup berasal dari dalam (internal)
dan dari luar (eksternal). Faktor internal meliputi sikap, pengalaman dan
pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif , dan persepsi. Adapun faktor
eksternal meliputi kelompok referensi, keluarga, kelas sosial, dan kebudayaan.
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama
dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang
di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Pemasar mencari hubungan antara produknya dengan kelompok gaya
hidup konsumen. Contohnya, perusahaan penghasil komputer mungkin menemukan
bahwa sebagian besar pembeli komputer berorientasi pada pencapaian prestasi.
Dengan demikian, pemasar dapat dengan lebih jelas mengarahkan mereknya ke gaya hidup
orang yang berprestasi.
Terutama bagaimana dia ingin dipersepsikan
oleh orang lain, sehingga gaya hidup sangat berkaitan dengan bagaimana ia
membentuk image di mata orang lain, berkaitan dengan status sosial yang
disandangnya. Untuk merefleksikan image inilah, dibutuhkan simbol-simbol status
tertentu, yang sangat berperan dalam mempengaruhi perilaku konsumsinya.
Fenomena ini pokok pangkalnya adalah
stratifikasi sosial, sebuah struktur sosial yang terdiri lapisan-lapisan :
·
dari lapisan teratas sampai lapisan terbawah.
·
Dalam struktur masyarakat modern,
·
status sosial haruslah diperjuangkan
(achieved)
·
dan bukannya karena diberi atau berdasarkan
garis keturunan (ascribed).
Selayaknya status sosial merupakan penghargaan
masyarakat atas prestasi yang dicapai oleh seseorang. Jika seseorang telah
mencapai suatu prestasi tertentu, ia layak di tempatkan pada lapisan tertentu
dalam masyarakatnya. Semua orang diharapkan mempunyai kesempatan yang sama
untuk meraih prestasi, dan melahirkan kompetisi untuk meraihnya.
REFERENSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar