NPM : 17211646
Kelas 3ea21
BAB 13
Pengaruh
Situasi Konsumen
1. PENGERTIAN
SITUASI
Faktor situasional adalah kondisi
sesaat yang muncul pada tempat dan waktu tertentu. Kemunculanya terpisah
dari diri produk maupun konsumen ( Asseal , 1998 ).Sedangkan menurut belik (
1975 ) , mendifinisikan situasi sebagai semua faktor yang utama terhadap tmpat
dan situasi yang tidak menurut pengetahuan seseorang ( intra individu ) dan stimulasi
( alternative pilihan ) dan memiliki bukti dan pengaruh sistimatis pada prilaku
saat itu . Lain halnya dengan wilkie ( 1990 ), pengaruh situasional adalah kekuatan sesaat yg
tidak berasal dari dalam diri seseorang atau berasal dari produk atau merek
yang di pasarkan , penelitian telah menemukan bahwa faktor situasional
mempengaruhi pilihan konsumen dengan mengubah kemungkinan pemilihan berbagai
alternative ( kolm,Monroe,dan Glazer, 1987, dalam titus dan Ernett, 1996 ) .
2. FAKTOR –
FAKTOR SITUASI KONSUMEN
Pengaruh situasional dalam konsumen
adalah faktor personal dan lingkungan sementara yang muncul pada saat aktifitas
konsumen , sehingga situasi konsumen meliputi faktor-faktor seperti:
a. Melibatkan
waktu dan tempat dalam mana aktifitas konsumen terjadi ,
b. Mempengaruhi
tindakan konsumen seperti prilaku pembelian , dan
c. Tidak
termasuk karakteristik personal yang berlaku dalam jangka panjang. Situasi
konsumen relative merupakan kejadian jangka pendek dan harus dibedakan dengan
lingkungan makro atau faktor-faktor personal yang memiliki jangka waktu lama .
Secara garis besar jenis/tipe
situasi konsumen dibagi menjadi 3 sesuai dengan waktu kegunaannya yaitu :
1. Situasi Komunikasi
2. Situasi Pembelian
3. Situasi
Pemakaian
1. Situasi
Komunikasi
Situasi
Komunikasi adalah suasana atau lingkungan dimana konsumen memperoleh informasi
atau melakukan komunikasi. Komunikasi yg dilakukan bisa bersifat pribadi atau non
pribadi.
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
Konsumen mungkin memperoleh informasi melalui :
1. Komunikasi Lisan dengan teman,
kerabat, tenaga penjual, atau wiraniaga
2.Komunikasi non pribadi, seperti
iklan TV, radio, internet, koran, majalah, poster, billboard, brosur, leaflet
dsb
3. Informasi diperoleh langsung dari
toko melalui promosi.
2. Situasi Pembelian
Situasi Pembelian adalah lingkungan
atau suasana yang dialami/dihadapi konsumen ketika membeli produk dan jasa.
Situasi pembelian akan mempengaruhi pembelian.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Misal: Ketika Konsumen berada di bandara, ia mungkin akan bersedia membayar sekaleng Coke berapa saja harganya ketika haus. Sebaliknya, jika ia berbelanja Coke di swalayan dan mendapatkan harganya relatif lebih mahal, ia mungkin sangat sensitif terhadap harga. Konsumen tsb mungkin akan menunda pembelian Coke dan mencari di tempat lain.
Pengaruh situasi dapat mewujudkan
diri dalam bermacam cara selama pembelian, beberapa bentuk utama dideskripsikan
berikut ini :
Ø Lingkungan
Informasi
Lingkungan Informasi mengacu
pada keseluruhan jajaran data yang berkaitan dengan produk yang tersedia bagi
konsumen. Sifat Lingkungan Informasi akan menjadi determinan penting dari
perilaku pasar kerika konsumen terlibat di dalam semacam bentuk pengambilan
keputusan nonkebiasaan. Sebagian dari karakteristik lingkungan yang utama
mencakupi :
·
Ketersediaan Informasi
·
Beban Informasi
·
Format Informasi
·
Bentuk Informasi
Ø Lingkungan
Eceran
Sifat fisik dari lingkungan eceran,
kerap diacu sebagai store atmospheries, sangat menarik bagi para pemasar
karena dua alasan mendasar. Pertama, berbeda dengan banyak pengaruh situasi
yang berada di luar kendali pemasar, mereka mempunyai kemampuan untuk menciptakan
lingkungan eceran. Kedua, pengaruh ini dibidikkan kepada konsumen dapat di
tempat yang benar di dalam toko.
Dari prespektif pemasar, atmospherics suatu
toko dapat mempunyai sejumlah efek yang diharapkan pada konsumen.
Pertama, atmospherics dapat membantu membentuk arah maupun
dari durasi perhatian konsumen, sehingga meningkatkan kemungkinan pembelian
untuk produk yang mungkin saja terabaikan. Kedua, lingkungan eceran dapat
mengekspresikan berbagai aspek mengenai toko kepada konsumen, seperti khalayak
yang dimaksudkan dan penempatan (misalnya, toko busana berharap untuk menarik
pelanggan skala atas dengan citra mode). Akhirnya, latar toko dapat pula
mendatangkan reaksi emosi tertentu dari konsumen (misalnya, kesenangan dan
kegairahan). Penelitian mengemukakan bahwa perasaan ini dapat mempengaruhi
jumlah waktu dan uang yang dihabiskan sewaktu berbelanja.
Lingkungan eceran terdiri dari
beberapa macam elemen diantaranya :
1. Musik
2. Tata Ruang dan
Lokasi di Dalam Toko
3. Warna
4. Bahan POP
(Point-Of-Purchase)
5. Wiraniaga
6. Kesesakan
7. Pengaruh Waktu
3. Situasi Pemakaian
Misal: Konsumen Muslim sering
memakai kopiah dan pakaian takwa pada saat sholat atau pada acara keagamaan.
Kebaya akan dipakai kaum wanita pada acara pernikahan atau acara resmi lainya,
dan jarang digunakan untuk pergi bekerja. Para Produsen sering menggunakan
konsep situasi pemakaian dalam memasarkan produknya, produk sering diposisikan
sebagai produk untuk digunakan pada situasi pemakaian tertentu. Misalnya, ada
pakaian resmi untuk ke pesta, pakaian olahraga, pakaian untuk kerja, pakaian
untuk santai dan berolahraga.
Tahap-tahap proses pembelian, yaitu
1. Pengenalan Masalah
Proses membeli diawali saat pembeli
menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara
kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat
disebabkan oleh rangsangan eksternal ataupun internal.
2. Pencarian Informasi
Proses mencari informasi secara
aktif dimana konsumen mencari bahan-bahan bacaan, menelpon teman-temannya, dan
melakukan kegiatan mencari-cari untuk mengetahui tentang suatu barang dan jasa.
Secara umum, konsumen menerima informasi terbanyak dari suatu produk dari
sumber-sumber komersial, yaitu sumber-sumber yang didominasi oleh para pemasar.
Pada sisi lain, informasi yang paling efektif justru berasal dari sumber-sumber
pribadi.
3. Evaluasi Alternatif
Kebanyakan model dari proses
evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen
sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama berdasarkan pada
pertimbangan yang rasional.
4. Keputusan Pembelian
Faktor yang akan mempengaruhi
keputusan pembalian adalah sikap orang lain (sejauh mana sikap orang lain akan
mengurangi alternatif pilihan seseorang), tujuan pembelian, persepsi seseorang
terhadap barang dan jasa, dan faktor sosial serta budaya.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian suatu produk,
konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Jika
konsumen marasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi
untuk membeli produk itu kembali. Namun, apabila konsumen tidak puas maka ia
akan mengurangi ketidakcocokkannya dengan meninggalkan atau mengembalikanproduk
tersebut atau mereka mungkin akan mencari informasi yang mungkin
mengkonfirmasikan produk tersebut menjadi bernilai tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar