TUGAS SOFTSKILL
NAMA : YULIANAWATI
NPM : 17211646
KELAS : 4EA21
MANAJEMEN
BISNIS – PRINSIP DAN STANDARISASI MANAJEMEN PERUSAHAAN
MANAGEMENT
BISNIS
Bisnis
merupakan kegiatan dalam menjual produk atau jasa agar memberikan keuntungan
bagi pemiliknya. Bisnis merupakan kegiatan beresiko memberikan kerugian baik
dari segi material atau non-material. Namun bila berhasil maka akan memberikan
keuntungan dan kesejahteraan bagi pemiliknya. Agar terhindar dari resiko bisnis
maka bisnis harus dijalankan dengan tepat dengan perencanaan yang matang dan
pelaksanaan yang serius dan mantap. Bisnis terdiri atas beberapa komponen
penting yang saling mendukung dan melengkapi. Bila salah satu komponen gagal
maka akan mengganggu komponen lain. Berikut adalah komponen-komponen bisnis
tersebut:
Manajemen,
yaitu bagian yang merencanakan, mengelola, dan menjalankan bisnis. Komponen ini
bisa disebut sebagai backend yaitu komponen yang berada di belakang layar. Kekuatan
brand atau image, yaitu karisma, kekuatan emosional yang dimiliki oleh
perusahaan dan merupakan pandangan/perasaan masyarakat terhadap perusahaan atau
produk. Produk atau Layanan, komponen yang dijual atau ditawarkan kepada pasar.
Komponen ini bisa disebut sebagai front end karena komponen ini berada didepan.
Komponen inilah yang berhadapan dengan masyarakat.
Partner,
yaitu pihak yang ikut membantu dalam menjalankan bisnis. Pelanggan, yaitu pihak
yang akan menerima tawaran atau membeli produk dan layanan yang ditawarkan.
MANAJEMEN
Manajemen
suatu perusahaan adalah nyawa dari suatu perusahaan. Manajemen yang menentukan
pertumbuhan atau kebangkrutan suatu perusahaan. Dengan adanya suatu pengelolaan
dan manajemen yang baik maka suatu perusahaan akan mampu bertahan dari segala
tekanan, kendala, dan rintangan yang ada. Bahkan akan berkembang menjadi lebih
besar dan lebih baik lagi. Dalam mengelola perusahaan maka ada prinsip dan
standarisasi dimana hal-hal tersebut akan sangat membantu perkembangan
perusahaan bila diterapkan dengan baik. Prisip dan standar ini bukanlah nilai mutlak
dalam kesuksesan suatu perusahaan. Tidak selamanya suatu perusahaan yang telah
melakukan segala sesuatunya dengan baik akan sukses. Terkadang ada beberapa
kendala atau halangan yang tidak dapat dihindari contohnya tertipu rekan kerja
atau tertimpa bencana serta kendala-kendala lainnya. Berikut adalah beberapa
prinsip dan standarisasi yang diharapkan mampu mendukung kemajuan dan
perkembangan suatu perusahaan:
PERANCANAAN
YANG MATANG
Sebelum
suatu perusahaan berdiri maka biasanya modal merupakan kendala awal yang harus
dipenuhi sebelum perusahaan berjalan. Tidak selamanya modal besar pasti
memberikan keuntungan besar. Pengelolaan modal yang efektif dan efisien akan
memberikan keuntungan yang maksimal. Untuk kita kita harus melakukan
perhitungan modal dan biaya yang diperlukan untuk operasional perusahaan dalam
jangka beberapa waktu ke depan. Kita harus mampu memberikan anggaran yang aman
untuk operasional perusahaan dalam beberapa waktu kedepan. Jadi bukan
mengamankan anggaran hanya untuk hari ini dan besok. Dengan adanya pengamanan
anggaran dalam jangka panjang maka perusahaan akan mampu bertahan bila
mengalami kendala atau bencana yang sifatnya mendadak dan tidak diperhitungkan
sebelumnya.
Dengan
melakukan perencanaan dan perancangan perusahaan secara matang maka perusahaan
akan siap menghadapi berbagai kendala dan rintangan karena telah diperhitungkan
sebelumnya. Misalnya dalam membuat suatu produk maka kita harus melakukan
penelitian terlebih dahulu mengenai pasar, konsumen, produk pesaing, dan
kendala-kendala yang mungkin akan muncul agar produk kita tepat sasaran dan
tidak gugur bila terkena berbagai tekanan dan kendala yang muncul. Saat ini
penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan bisnis mampu memudahkan dan
mempercepat perencanaan perusahaan. Sistem yang digunakan disebut Enterprise
Resource Planning(ERP) dimana sistem ini melakukan perencanaan dengan konsep
Manajemen Operasional dengan suatu aplikasi yang terintegrasi. Beberapa
kegiatan manajemen dapat terbantu dengan sistem ini seperti inventory
management, financial management, reporting, manufacturing management, dan
kegiatan lainnya.
SUMBER DAYA MANUSIA YANG BERKUALITAS, LOYAL,
DAN SEJAHTERA.
Sumber
daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan kunci penggerak perusahaan.
Dengan adanya SDM yang mampu menggerakkan perusahaan dengan baik maka suatu
perusahaan akan mampu berkembang dan melakukan bisnisnya dengan efektif dan
efisien. SDM yang berkualitas tidaklah cukup untuk menjalankan perusahaan dalam
jangka panjang. Diperlukan loyalitas pegawai terhadap perusahaan tempat dimana
dia bekerja. Dengan membangun hubungan emosional antara perusahaan dan
pegawainya maka seorang pegawai akan berusaha semaksimal mungkin memberikan
kontribusi terbaik buat perusahaan. Tanpa adanya hubungan emosional antara
perusahaan dan pegawai maka pegawai hanya menjalankan kewajibannya tanpa
memberikan seluruh kemampuannya untuk perusahaan. Bila kewajibannya telah
dilakukan maka dia hanya akan berjalan ditempat tanpa memberikan inovasi,
kreatifitas, dan ide cemerlang yang sebenarnya bisa dilakukan bila pegawai
memiliki ikatan emosional yang membuat dia ingin ikut membangun dan
mengembangkan perusahaan menjadi lebih baik.
Sumber
daya manusia yang berkualitas, dan loyal belum tentu dapat memberikan
kontribusi terbaik yang dimilikinya. Manusia yang memiliki kebutuhan tentu akan
berusaha agar dapat memenuhi segala kebutuhannya. Bila seorang pegawai merasa
bahwa penghasilan yang dimilikinya tidak memenuhi kebutuhannya maka tentu dia
akan berusaha untuk mencari jalan agar dapat memenuhi seluruh kebutuhannya.
Bila hal ini terjadi maka pegawai mencari kerja sampingan yang akan menyita
waktu, pikiran, dan tenaganya sehingga ia tidak dapat memberikan kemampuannya
secara maksimal pada perusahaan. Mengapa terkadang beberapa perusahaan
melakukan meeting, atau penyusunan anggaran di hotel padahal kantor mereka
memiliki fasilitas yang sama dengan hotel? Mungkin buat sebagian orang hal ini
adalah pemborosan, tapi dampak baiknya adalah para peserta meeting atau rapat
akan lebih berkosentrasi dan memberikan pemikiran mereka secara maksimal tanpa
terganggu oleh masalah lainnya seperti macet di perjalanan ke kantor,
permasalahan di rumah, dan kendala-kendala di luar perusahaan. Dengan adanya
dukungan dari perusahaan agar pegawai tidak dipusingkan oleh hal-hal lain
diluar perusahaan maka pegawai diharapkan dapat memberikan kontribusi maksimal
buat perkembangan perusahaan.
MANAGER
YANG TERBUKA, TEGAS, DAN DEMOKRAT
Kepemimpinan
seorang manager merupakan penunjuk jalan yang benar bagi perusahaan. Mereka
adalah nakhoda kapal yang akan menentukan apakah perusahaan akan mencapai
tujuan atau tidak. Jiwa kepemimpinan yang berwibawa harus dimiliki oleh seorang
manager perusahaan, namun dengan wibawa bukan berarti bersikap tertutup
terhadap pegawainya. Justru sikap terbuka seorang pemimpin yang mau menerima
masukan dan saran dari bawahannya akan membantu seorang manager dalam memimpin
perusahaan atau departement yang dibawahinya. Ketegasan dalam memimpin dan
mengambil keputusan sangat diperlukan oleh seorang manager, karena di tangan
mereka keputusan akan jalan yang ditempuh oleh perusahaan akan menentukan
perkembangan dan operasional perusahaan. Manager juga harus dapat
mempertanggung jawabkan keputusan mereka di depan direksi tidak melulu
menyalahkan bawahan yang tidak becus melakukan perintahnya. Sebaiknya setiap
pengambilan keputusan melibatkan banyak pihak, baik itu bawahan ataupun pihak
lain yang terkait. Dengan adanya masukan dari yang lain maka manager dapat
mempertimbangkan dan mengambil keputusan yang tepat dan memuaskan banyak pihak.
Hubungan
antara manager dan bawahan juga harus baik dan terjaga. Sebisa mungkin ada
hubungan 2 arah antara manager dan bawahan, bukan hubungan searah dimana
manager terus-terusan memberi perintah kepada bawahan tanpa mau mendengar
keluhan dan perasaan bawahannya. Bila ada hubungan harmonis seperti keluarga
dalam suatu perusahaan maka akan tercipta team kerja yang solid dan kuat dalam
menjalankan perusahaan.
LINGKUNGAN
KERJA YANG NYAMAN DAN MENDUKUNG
Seorang
pekerja menghabiskan hampir setengah hidupnya dalam sehari berada di kantor.
Sehingga kantor merupakan tempat kedua setelah rumah yang menjadi tempat
terlama dimana pekerja berada. Untuk itu lingkungan kantor yang nyaman,
kondusif, dan mendukung pekerjaan mutlak diperlukan. Lingkungan kerja bukan
berarti hanya kantor saja, akan tetapi termasuk suasana kerja, dan hubungan
antar pegawai perusahaan. Bila salah satu bagian dari lingkungan kerja tersebut
ada yang membuat tidak nyaman seorang pekerja maka akan berdampak terhadap
menurunnya kinerja dan kontribusi pegawai tersebut terhadap perusahaan.
Kantor
adalah tempat bekerja dimana kenyamanan kantor bergantung pada kebersihan,
kerapian, ketenangan, keindahan, suhu dan udara yang sesuai, serta tata letak
furniture dan ruangan yang baik. Perangkat kerja yang mendukung juga perlu
diperhatikan. Jangan memaksakan penghematan terhadap perangkat kantor yang
dapat menghambat pekerja. Beberapa perusahaan terkadang mempertahankan komputer
tua yang suka crash dengan alasan masih dapat dipakai padahal justru kelambatan
dan tuanya perangkat membuat waktu bekerja dan terkadang menghambat pekerja
pada saat perangkat tua tersebut rusak. Kantor yang nyaman akan membuat pegawai
betah dan tidak terburu-buru ingin meninggalkan kantor sehingga pekerja lebih
berkosentrasi dalam melakukan pekerjaannya. Suasana kekeluargaan di kantor
perlu dibina agar pegawai merasa sebagai bagian dari perusahaan dan memiliki
rasa tanggung jawab terhadap perusahaan untuk menjaga nama baik perusahaan. Jangan
sampai ada sifat iri, sinis, atau ada pertikaian antar pegawai karena akan
mengganggu pekerjaan dan kinerja perusahaan.
Perlu
diperhatikan juga bagaimana pegawai berangkat dan pulang dari kantor. Bila
pegawai tinggal terlalu jauh dari kantor maka perlu dipikirkan bagaimana bila
terkendala macet dan terlambat sampai dikantor. Ada baiknya perusahaan
menyediakan jemputan karyawan karena selain membantu karyawan juga akan
mengakrabkan karyawan karena ada waktu bercerita dalam perjalanan dari atau ke
kantor.
TERBUKA
DAN SELALU BELAJAR
Perkembangan
dunia bisnis begitu cepat. Begitu banyak bidang yang mendukung suatu bisnis
misalnya bidang teknologi informasi. Begitu banyak perubahan yang terjadi
diluar perusahaan, karena itu kita tidak boleh tertutup dan harus berusaha
menerima perubahan yang ada. Dengan selalu mempelajari perubahan dan
perkembangan maka suatu perusahaan akan dapat bersaing dengan perusahaan lain
dan tidak tertinggal oleh tren dan perkembangan yang terus berjalan. Perusahaan
harus mempelajari dan menerapkan berbagai perkembangan dan perubahan yang mampu
memberikan manfaat yang efektif dan efisien bagi perusahaan. Dengan demikian
maka perusahaan akan selalu dapat berkembang, dan berjalan seiring dengan
perubahan dan perkembangan yang ada.
MANAJEMEN
PROSES BISNIS
Iklim
kompetisi menuntut tidak saja barang dan jasa yang berkualitas tetapi juga
kecepatan layanan disamping harga yang murah. Untuk dapat mencapai taraf
kompetitif seperti ini, organisasi mau tidak mau harus inward looking dengan
mengoptimalkan operasi bisnis di tiap lininya, memperbaiki dan menstabilkan
kualitas dan reliabilitas sistem. Optimalisasi ini mencakup kelengkapan kendali
proses, solusi jangka panjang yang berkelanjutan, minimalisasi tidak saja error
tetapi juga limbah dan pengerjaan ulang, efisiensi waktu, dan penghapusan
aktivitas yang tidak memberi nilai tambah.
Siklus
dari inisiatif perbaikan proses secara garis besar terbagi dalam tiga aktivitas
utama, discovery and design, deploy and execute, dan monitor and control. Discovery
dimulai dengan mengidentifikasi keperluan dari proses tersebut. Mulai dari
pendorong, tata nilai, strategi, sampai hasil dari bisnis organisasi.
Identifikasi ini akan mendukung “raison d’etre” dari proses tersebut.
Selanjutnya identifikasi tadi diikuti oleh inventarisasi dari proses yang sudah
berjalan baik itu proses utama maupun proses pendukung. Inventarisasi ini lebih
bersifat memotret bagaimana alur kerjanya, berapa biaya yang diperlukan, siklus
waktunya dan lain sebagainya. Selain itu perlu dipetakan, apakah suatu proses
memberikan nilai tambah atau tidak.
Kategorisasi
hasil value analysis ini bermanfaat untuk menentukan skala prioritas dalam
perbaikan proses. Bahkan, bilamana perlu proses yang tidak memberi nilai tambah
sejak tahap ini dapat segera dipangkas. Hanya saja perlu pertimbangan
masak-masak sebelum memangkasnya. Tetapi juga tidak berarti harus berlama-lama
membiarkan proses yang tidak mendatangkan nilai tambah ini semakin menjadi
beban. Ibarat membiarkan barang yang sebetulnya tidak terpakai tapi dibuang
sayang justru menjadikannya sampah yang membebani.
Hasil
inventarisasi tadi ditindaklanjuti dengan menentukan siapa yang selanjutnya
bertanggung jawab terhadap suatu proses (process ownership). Tanggung jawab
pertama dari pemilik proses ini adalah membangun dan menanamkan kultur
perbaikan berkelanjutan. Dengan semangat perbaikan berkelanjutan, sebagai
standar parameter ditentukan indikator kinerja dari proses yang mencakup aspek
waktu, biaya, dan kualitas. Kriteria dari standar ini dibuat jelas, terukur,
dan dapat dijangkau. Sehingga berdasarkan standar tadi dapat dilakukan
penilaian seberapa jauh kesenjangan kinerja dari proses yang selama ini
berjalan. Root cause analysis dapat dilakukan untuk mendapatkan faktor apa saja
yang menjadi pemicunya. Dengan diketahuinya faktor pemicu ini peluang bagi
perbaikan dapat diidentifikasi, apakah itu melalui adopsi teknologi, perbaikan
praktek manajemen, perbaikan alur kerja, atau yang lainnya.
Tahap
selanjutnya adalah desain model baru yang mampu mengoptimalkan kinerja dari
proses bisnis sesuai dengan karakteristik yang telah ditemukan. Belajar dari
pengalaman pihak lain melalui benchmark dengan “best practices” dari industri
terkait akan membantu keluar dari inward looking trap, mengurangi resiko dan biaya
serta menjaga perusahaan tetap berada dalam rel menuju pemenangan kompetisi.
Sebelum
diimplementasikan, model baru tersebut disimulasikan, sebagai eksperimen
terhadap perubahan yang terjadi, seberapa sukses perbaikan desain ini berjalan.
Simulasi ini secara operasional akan mereduksi resiko dengan mengantisipasi
kekurangan dari model yang baru. Jika simulasi berhasil maka model tersebut
dapat diimplementasikan sambil dimonitor dengan analisa dan pengontrolan
terhadap hasilnya. Masih dalam semangat dan siklus perbaikan berkelanjutan.
Dalam
setiap tahapan ini, sumber daya manusia memegang peranan sangat vital, baik
dalam perannya sebagai Process Designer, Process Executor, maupun Process
Manager. Dengan demikian pelatihan secara berkesinambungan dan dilaksanakan
secara lintas sektoral sangat diperlukan untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Selain itu pemahaman mengenai persepsi karyawan menjadi menu wajib bagi
perusahaan. Kebanggaan sebagai karyawan yang merasa ketrampilannya bernilai
sebagai aset perusahaan haruslah mendapat perhatian yang proporsional.
Kebanggaan dan perasaan berharga ini dapat meningkatkan engagement karyawan
terhadap perusahaan dan dapat menjadi tali emosional yang sangat kuat untuk
memacu motivasi internal. Membuatnya ’menikmati’ bekerja setiap hari dan
merasakan bagaimana hasil kerjanya memberi nilai tambah bagi pelanggan. Jika
seorang karyawan ’menikmati’ pekerjaannya tentu akan menumbuhkan kerelaan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya dengan sepenuh hati. Ketulusan dalam melayani pelanggan
eksternal maupun internal akan meningkatkan kualitas layanan itu.
Tentu
saja orientasi pelanggan ini tidak bisa dilupakan dalam manajemen proses
bisnis, karena pelangganlah yang akan menentukan apakah nilai tambah dari
perbaikan proses ini bermakna atau tidak. Pelanggan tidak mau tahu dengan
proses, mereka hanya akan melihat keluarannya.
SUMBER
:
http://pengertianmanagement.blogspot.com/2012/11/management-bisnis.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar