Nama : Yulianawati
NPM : 17211646
Kelas : 3ea21
Alamat Blog : yulianawati-25.blogspot.com
Bab 1
PENDAHULUAN
1. Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan denganpencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan. Perilaku konsumen merupakan hal-hal
yang mendasari konsumen untuk membuat keputusan pembelian.Untuk barang berharga jual rendah (low-involvement)
proses pengambilan keputusan dilakukan dengan mudah, sedangkan untuk barang berharga jual tinggi
(high-involvement) proses pengambilan keputusan dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
Pengertian Perilaku Konsumen oleh para ahli sebagai berikut :
1. James F Engel
Perilaku konsumen di definisikan
tindak-tindakan individu secara langsung terlibata dalam usaha memperoleh dan
menggunakan barang-barang jasa ekonomi termasuk proses pengambilan kepustusan
yang mendahuli dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (1988:8)
2. David L Loundon
Perilaku konsumen dapat diDefinisikan sebagai
proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang
dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan
barang-barang atau jasa (1984:6).
3. Gerald Zaltman
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan,
proses dan hubungan sosial yang di lakukan oleh individu, kelompok dan
organisasi dan mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai sutu
akibat dari pengalaman dengan produk, pelayanan dan dumber-sumber lainya.
(1979:6)
Dari beberapa Definisi tersebut di atas maka
dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individum, kelompok, atau organisasi yang
berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapakan, menggunakan
barang-barang atau jasa ekonimi yang dafat di pengaruhi linkungan.
2. Pemikiran yang Benar tentang Konsumen
1. Konsumen
adalah RAJA
2. Motivasi
dan perilaku konsumen dapat dimengerti melalui penelitian.
3. Perilaku
konsumen dapat dipengaruhi melalui kegiatan persuasif yang menghadapi konsumen
secara serius sebagai pihak yang berkuasa dan dengan maksud tertentu.
4. Bujukkan
dan pengaruh konsumen memiliki hasil yang menguntungkan secara sosial asalkan
pengamanan hukum, etika, dan moral berada pada tempatnya untuk mengekang upaya
manipulasi.
Bila
ke empat premis ini diabaikan, konsekuensinya hampir selalu negatif. Kami
memberikan contoh dari hasil pemikiran yang benar maupun yang salah mengenai
konsumen. Kami lebih jauh mendemonstrasikan bahwa penelitian konsumen, bila
ditanggapi dan ditafsirkan dengan benar, memberikan masukan yang esensial untuk
strategi pemasaran yang baik dalam organisasi yang mencari laba maupun yang
tidak mencari laba. Akhirnya, penelitian juga berfungsi sebagai basis untuk
pendidikan dan perlindungan konsumen, dan melengkapi informasi yang penting
untuk keputusan kebijakkan umum.
Krisis ubah perilaku
konsumen
Krisis keuangan global mungkin telah memaksa
banyak orang menunda liburan impiannya. Namun, konsumen rupanya masih mau
membelanjakan uang untuk barang yang dianggap penting, yaitu produk kecantikan
dan perawatan kesehatan.
Sebuah survei internasional oleh perusahaan riset pasar,
Synovate, memperlihatkan pengeluaran untuk kosmetik dan perawatan kesehatan
tampaknya tetap bertahan. Padahal, merosotnya perekonomian belakangan ini telah mengubah perilaku konsumen di seluruh
dunia.
Survei itu menemukan, 41% orang merencanakan
membelanjakan jumlah yang sama untuk kosmetik, seperti sebelum mulainya krisis
ini. Hanya 27% yang mengatakan mereka akan mengurangi
pengeluaran.
Sementara untuk produk-produk perawatan
kesehatan, 55% responden mengatakan mereka akan
membelanjakan jumlah yang sama. Hanya hanya 17% yang akan
mengurangi pengeluaran. Survei itu menanyai 11.500 orang di belasan negara,
termasuk Brasil, Yunani, Meksiko, Belanda, Rusia, Inggris, dan AS.
Walau ada prakiraan ekonomi yang suram di
negara mereka, responden dari Denmark, Brasil, dan Malaysia merupakan yang
paling optimistis mengenai kekuatan perekonomian mereka. Adapun mereka yang
dari AS dan Inggris adalah responden yang paling pesimistis.
AS telah terjebak dalam resesi ekonomi. Sementara data bulan
Desember memperlihatkan Inggris bergerak mendekat ke resesi. Krisis ekonomi
dunia muncul sejak tahun lalu, berawal dari krisis sektor perumahan AS yang
kemudian memukul pasar keuangan global dan mengimbas ke perekonomian dunia.
Secara keseluruhan, konsumen di banyak negara
mengatakan mereka mengurangi pengeluaran uang untuk barang- barang mewah. Hanya
10% dari responden di Brasil yang mengakui
akan membelanjakan lebih banyak untuk barang mewah. Sementara 49% penduduk Hongkong dan 72% warga Denmark mengatakan,
pengeluaran mereka untuk barang-barang mewah akan tetap sama.
Lebih banyak konsumen, terutama di Brasil,
Inggris, Perancis, Yunani, dan AS, mengatakan, mereka akan lebih ketat melihat
harga sebelum berani melakukan transaksi.
Namun, banyak pembeli di Malaysia, Taiwan, dan Hongkong
yang mengatakan mereka tidak terlalu memerhatikan harga barang sebelum membeli.
Kini, membeli tanpa perencanaan menjadi cerita
lalu. Tak ada lagi pembeli yang membeli hanya karena suasana hati. Ini yang
dungkapkan sekitar 82% orang Amerika, 76%orang Inggris, 78% orang Belgia, dan 70% orang Perancis. Namun, 55% orang Hongkong dan
72% orang Denmark mengatakan membeli secara
impulsif dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya.
Berlibur dan barang-barang bermerek merupakan yang hal pertama
yang harus dikorbankan kala anggaran keluarga dipotong. Namun, pilihan-pilihan
ini berbeda di seluruh dunia.
Bagi orang Amerika dan Yunani, makan di restoran bersama
keluarga dan teman adalah hal pertama yang dicoret. Sementara orang Romania
menunda membeli alat-alat berteknologi tinggi. Orang Serbia memilih
mengorbankan liburan, tetapi 81% orang Denmark
menyebut tak ada yang mereka korbankan.
3. Penelitian Konsumen Sebagai Suatu Bidang yang Dinamis
Pendekatan dalam meneliti Perilaku Konsumen
Terdapat tiga pendekatan utama dalam meneliti
perilaku konsumen. Pendekatan pertama adalah pendekatan
interpretif. Pendekatan ini menggali secara mendalam perilaku konsumsi dan
hal yang mendasarinya. Studi dilakukan dengan melalui wawancara panjang
dan focus group discussion untuk memahami apa makna
sebuah produk dan jasa bagi konsumen dan apa yang dirasakan dan
dialami konsumen ketika membeli dan menggunakannya.
Pendekatan kedua adalah pendekatan tradisional
yang didasari pada teori dan metode dari ilmu psikologi kognitif, sosial,
dan behaviorial serta dari ilmu sosiologi. Pendekatan ini
bertujuan mengembangkan teori dan metode untuk menjelaskan perliku dan
pembuatan keputusan konsumen. Studi dilakukan melalui eksperimen dan survey
untuk menguji coba teori dan mencari pemahaman tentang bagaimana seorang
konsumen memproses informasi, membuat keputusan, serta pengaruh lingkungan
sosial terhadap perilaku konsumen.
Pendekatan ketiga disebut sebagai sains
marketing yang didasari pada teori dan metode dari ilmu ekonomi dan statistika. Pendekatan ini
dilakukan dengan mengembangkan dan menguji coba model matematika berdasarkan hirarki
kebutuhan manusia menurut Abraham Maslow untuk memprediksi
pengaruh strategi marketing terhadap pilihan dan pola konsumsi, yang dikenal
dengan sebutan moving rate analysis.
Ketiga pendekatan sama-sama memiliki nilai dan
tinggi dan memberikan pemahaman atas perilaku konsumen dan strategi marketing
dari sudut pandang dan tingkatan analisis yang berbeda. Sebuah perusahaan dapat
saja menggunakan salah satu atau seluruh pendekatan, tergantung permasalahan
yang dihadapi perusahaan tersebut.
Roda Analisis Konsumen
Roda analisis konsumen adalah kerangka kerja
yang digunakan marketer untuk meneliti, menganalisis, dan memahami perilaku
konsumen agar dapat menciptakan strategi pemasaran yang lebih baik. Roda
analisis konsumen terdiri dari tiga elemen: afeksi dan kognisi, lingkungan, dan
perilaku.
Afeksi dan kognisi
Elemen pertama adalah afeksi dan
kognisi. Afeksi merujuk pada
perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian,
misalnya apakah konsumen menyukai sebuah produk atau tidak. Kognisi mengacu pada
pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk.
Afeksi dan kognisi berasal dari sistem yang disebut sistem afeksi dan sistem
kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaitan yang sangat kuat
dan saling memengaruhi.
Manusia dapat merasakan empat tipe respons
afektif: emosi, perasaan tertentu, mood, dan evaluasi. Setiap tipe tersebut
dapat berupa respons positif atau negatif. Keempat tipe afeksi ini berbeda
dalam hal pengaruhnya terhadap tubuh dan intensitas perasaan yang dirasakan.
Semakin kuat intensitasnya, semakin besar pengaruh perasaan itu terhadap tubuh,
misalnya terjadi peningkatan tekanan darah, kecepatan pernafasan, keluarnya air
mata, atau rasa sakit di perut.
Bila intensitasnya lemah, maka pengaruhnya
pada tubuh tidak akan terasa.
Sistem kognisi terdiri dari lima proses mental, yaitu: memahami,
mengevaluasi, merencanakan, memilih, dan berpikir. Proses memahami adalah
proses menginterpretasi atau menentukan arti dari aspek tertentu yang terdapat
dalam sebuah lingkungan. mengevaluasi berarti
menentukan apakah sebuah aspek dalam lingkungan tertentu itu baik atau buruk,
positif atau negatif, disukai atau tidak disukai. Merencanakan berarti
menentukan bagaimana memecahkan sebuah masalah untuk mencapai suatu tujuan.
Memilih berarti membandingkan alternatif solusi dari sebuah masalah dan
menentukan alternatif terbaik, sedangkan berpikir adalah aktifitas kognisi yang
terjadi dalam ke empat proses yang disebutkan sebelumnya.
Fungsi utama dari sistem kognisi adalah untuk
menginterpretasi, membuat masuk akal, dan mengerti aspek tertentu dari
pengalaman yang dialami konsumen. Fungsi kedua adalah memproses interpretasi
menjadi sebuah task kognitif seperti mengidentifikasi sasaran
dan tujuan, mengembangkan dan mengevaluasi pilihan alternatif untuk memenuhi
tujuan tersebut, memilih alternatif, dan melaksanakan alternatif itu.
Besar kecilnya intensitas proses sistem
kognitif berbeda-beda tergantung konsumennya, produknya, atau situasinya.
Konsumen tidak selalu melakukan aktifitas kognisi secara ekstensif, dalam
beberapa kasus, konsumen bahkan tidak banyak berpikir sebelum membeli sebuah
produk.
Metode–Metode Penelitian Perilaku Konsumen
Ada dua macam penelitian konsumen, yaitu penelitian yang
bersifat eksplorasi dan penelitian tentang kesimpulan konsumen
Ø Penelitian ekplorasi : Metode yang digunakan dalam
penelitian ekplorasi konsumen adalah metode mempengaruhi dan metode memfokuskan
kelompok.
Ø Metode mempengaruhi konsumen : Melalui pemberian sugesti
kepada konsumen secara sepontan
1. Metode memusatkan atau mempokuskan kelompok
konsumen. Kelompok konsumen tersebut mengasosiasi kanya secara bebas terhadap
masalah-masalah yang ada dalam pasal.
2. Pendekatan penelitian konsumen
Penelitian eksplorasi tidak di rencanakan
untuk menyimpulkan jawaban dalam meneliti pertanyaan yang diberikan konsumen.
Oleh karena itu, peneliti megenai kesimpulan konsumen terhadap sutu produk,
mereka dan pelayanan itu penting peneliti kesimpulan konsumen dapat juga
digunakan menentukan apa yang mempengaruhi konsumen
Pendekatan penelitian konsumen Ada dua pendekatan penelitian,
yaitu pendekatan penelitian cross-soctional dan longitudinal.
Pendekatan penelitian cross-sectional :
Pendekatan ini di maksud untuk meneliti aspek-aspek perilaku konsumen yang
menggunakan waktu secara relative singkat misalnya meneliti perubahan perilaku
konsumen pada watu tertentu mempelajari nilai dan sikap kosumen terhadaf suatu
produk dalm momen waktu tertentu.
Pendektan penelitian longitudinal: Pendekatan
ini dimaksud untuk meneliti-aspek perilaku konsumen yang terjadi dalam beberapa
periode waktu tertentu, Misalnya : mengadakan penelitian mengenai pendekatan
masyarakat tentang suatu produk dapat bertahan selama beberapa waktu.
Pendekatan penelitian longitudinal dilakukan pada periode waktu yang relative
lama, sedangkan pendekatan penelitian cross-sctional menggnakan waktu yang
relative singkat atau sesaat.